Tuesday 4 September 2012

Rindu

Tidak tahu kenapa, hati rasa merindu....
Walaupun ia bukan satu kesalahan...
tetapi hati ini tetap menidakkan...

Tidak tahu kenapa....
hati terus berguncang hebat...
Rasa ingin itu memberat....
Bagai badai yang terhempas sarat...

Ini adalah kegembiraan....
Merinduinya bukan suatu sesalan...
bukan juga sebuah alasan...
tapi inilah taqdir DIA wahai Tuhan.....

Rindu ini ku jadikan sebagai sempadan...
Meski hati menangis berpanjangan...
Cinta DIA yang kau kejar....
Hingga aku turut tersadai padamu.....

fitrah ini membantutkan jiwaku untuk bernafas,
Lelah,
amarah terus mengguncah...

Sudah letih bibir bicara...
mengeluh kesah pada Sang Rabbi...
mengadu bahawa hatiku terusik...
dengan hadirnya seorang insani...

Insani Sang Rijal yang kuat berpegang pada hati....
Meski kedatangannya tidak pasti...
adakah khayalan atau realiti...
Kerana diri tidak pernah bermimpi...

Rindu rindu rindu....
Rindu ini terus hadir bergetar...
menyelinap dalam darah...
menyucuk-nyucuk jiwa...
Rindu ini membuatkan ku parah...
dalam mengenal erti dunia...

Kita takkan pernah kenal apa itu cinta..
kerana kita hanya kenal erti perjuangan....
dan perjuangan kita itu bermula di sini...
di hati....

Perjuangan yang belum selesai sehingga kita sampai kepadaNYA....
Itulah kita...
dan diri ini akan terus berimpian...
walau jasad penuh kelukaan...
Biar di rawat oleh yang Pakar...
DIA yang memberi nya.....

Berat merindui..... di ekspresikan di sini... jika dirimu membacanya... ketahuilah diriku merinduimu.... :(

2 comments:

  1. tu tandanye diucapkn Selamat Menyambut Hari Persandingan.

    ReplyDelete
  2. “Zikir Lisan itu puja (al-hamd) dan puji (ats-tsana’), Zikir Jiwa (Dzikr al-Nafs) itu kesungguhan (al-juhd) dan kemauan yang keras (al-‘ana’), Zikir Ruh itu takut (al-khauf) dan harap (al-raja’), Zikir Kalbu itu pembenaran (al-shidiq) dan pembersihan (ash-shifa’), Zikir Akal itu pengagungan (at-ta’zhim) dan malu (al-haya’), Zikir Ma’rifat itu penyerahan diri (at-taslim) dan rela (ar-ridha’), Zikir Sirr (Dzikr al-Sirr) itu memandang (al-ru-u’yat) dan berjumpa (al-liqa’)”

    ReplyDelete