Saturday 28 May 2011

Nota Nota cinta Iskandariah

sedar tak sedar, memang dua tahun telah berlalu, masa terus beranjak, dan waktu terus pergi, lari meninggalkan kita tanpa bicara.

Dia, manusia pertama yang ku temui sewaktu aku terus di rebus dalam kegelapan, hati yang hancur, jiwa yang luluh, semangat yang hilang, semuanya di satukan ketika aku benar benar berada di jalan hitam yang panjang.

Harus aku akui, dia lelaki pertama yang ku temui, seorang yang lembut dan bersifat ihsan, mempunyai sifat kasih sayang yang mendalam dan sifat bapa yang lemah lembut.

Jujur, aku jatuh cinta pada perilaku dan akhlaknya, matanya yang redup, senyuman dari bibirnya yang tipis, semuanya bagaikan menyatu dalam air yang kubancuh dalam kesedihan yang mendalam.
Ilhamku terus muncul dan mendatang, fikiranku tercurah curah, ternyata wajahnya yang tenang dan tangkai hatinya yang lembut wasilah ilhamku timbul mencurah curah.

Pernah sekali aku berdoa dalam malam tahajudku, supaya dia adalah jodohku. Pernah satu saat, cintaku padanya bertambah seiring zikrullah, sungguh inilah yang dinamakan mahabbah fillah. Ku cintai kebaikan yang ada padanya, ku cintai keindahan dirinya, wajahnya yang lembut dan bicaranya yang setenang air.

Ya Rab, andai dapat aku mengulang kembali saat di mana dulu, aku tidak bertemu dengannya, pasti saat saat sekarang tidak akan tiba.

Dia adalah suami orang, ya. Aku jatuh cinta pada suami orang. Di mana dia seorang suami yang setia dan bapa soleh kepada anak-anak yang juga soleh.

Justeru cintaku padanya terus bertambah seiring waktu. Pernah sekali aku memandang mukanya saat dia sedang mengajar. Aku menahan terus kesedihanku yang mendalam, aku tidak dapat memberitahu padanya tentang perasaanku, lantas ku tulis semua puisi, karya karya cerpen, sajak, semuanya ku tulis untuk ku curahkan rasa hatiku padanya. Semuanya ku ukir dalam batu batuan puisiku, ku tulis semuanya dalam nota nota cintaku.

Sekali lagi air mata ku mengalir dan terus deras bersama angin, Kepada siapa lagi yang boleh aku adukan masalahku.

" Kadang kadang kita tak sedar, bahawa Allah s.w.t yang lebih dekat dengan kita, bukan saya kepada awak..."

Allah s.w.t mungkin sudah jemu mendengar tangisan dan rintihanku setiap malam, aku sering mengulangi doaku.

" Ya Rabb, kaulah yang di tunjuknya saat hatiku sedang remuk, saat hatiku sedang dalam kesesatan yang kelam, yang aku sendiri tidak mampu menanganinya, dan aku ambil jalan mudah, berlaku kufur kepada mu, namun ternyata, di saat itu, kau hadiahkan seorang mujahid yang menjadi wasilah antara aku denganMU, Ya Allah mungkin ini untuk ke seribu kali yang ku mohon, Tolong Ya Allah, please, jadikan dia suamiku.... jadikan dia suamiku.... jadikan dia suamiku......"

"Saat aku cuma mendengar kata ingkar, mujahid ini datang kepadaku, membisikkan ku tentangMu, tentang RABB, tentang Langit dan tentang Bumimu,,, ya Rabb, tolong... jadikan dia suamiku...."

Dan selalunya, doaku diiringi dengan tangisan yang cukup jauh kedengaran dari dalam, tangisan kerana hatiku sedang remuk. Cintaku pada Allah bertambah apabila rinduku padanya turut bertambah.

Jujur, islam yang diperkenalkannya padaku, membuat aku berubah. terus 100 peratus.  Taubat nasuha menjadi sebuah wasilah antara aku dan rabbku. Bayangkan dua tahun, selama dua tahun aku harus menimbang perasaan ini. Aku tidak bisa meluahkan padanya, dan aku tidak mampu untuk menelan kesemuanya.

Seusai habis segalanya, ku membawa langkah baru, cintaku padanya ku tinggalkan bersama di tempat yang biasanya kami bertemu, berbincang dan berbicara tentang MU ya Rabb. aku keluar tanpa perasaan dari tempat itu.

Kini bicaraku kosong. Aku benar benar tidak dapat menulis lagi, aku merasakan di dalam hatiku, ada sesuatu yang hilang, yang jauh, yang suram dan sunyi. Namun sesuatu yang penting yang harus kau tahu Ya ALLAH. Saat cintaku padanya bakal melabuhkan tirai, cintaku padaMu terus bertambah. Aku terus terusan mencintaiMu sedangkan cintaku pada mujahid itu terus berkurang.
Sehinggalah saat ini, dua mata bertemu kembali, jariku kian laju menaip kata kata indah sang puitis,
Ya Allah, aku tidak pernah mahu ingkar, aku tidak pernah menafikan kekuasaanMu, dan aku yakin, kau pengabul doa.

Maka ku minta kau titipkan doa yang kuminta itu di syurga sana. Di saat aku bisa meminta semua yang ku mahukan, maka aku mahu dia di syurga ya Allah. Jadikan dia sang penemanku di syurga. Kerana itu lebih kekal dan abadi. Dan kini, meski cintanya telah hilang dari ku, namun cintaku padaMu tertinggal di dalam hati. CintaMu mulai mengukir aku menjadi insan. Kini aku mengenal dunia, sebagai jambatan cintaku padaMu. Maka lindungilah aku ya Rabb.... kerana Kau pelindungku......

Telah berakhir sebuah cinta,
cinta yang tiada sebarang kisah,
kutitipkan sebuah harapan dan cinta,
dalam panorama sang cahaya.
Sungguh, sebuah cinta hanya kekal cinta,
tersandung aku kerana wajah,
Aku tidak bisa menerima,
juga tidak mampu meluah.
Kutinggalkan dia padaMu,
ku serahkan segalanya PadaMu,
kerana dengan itu hanya kau setuju,
Hatiku benar-benar milikmu.

dikaryai,
punurkasih

No comments:

Post a Comment